Selasa, 10 Desember 2013

Mekar Sebelum Kuncup


       Hari ini adalah hari pertama silvi masuk ke SMA. Dia bersekolah di SMA Karang Taruna.Silvi merupakan seorang gadis cantik yang berprestasi dalam bidang modeling. Dia sering menjadi juara dalam perlombaan model di kotanya. Namun Silvi adalah anak seorang tukang bubur. Orang tua silvi sangat berharap anaknya dapat sukses dan mengubah garis perekonomian keluarganya.
            Awalnya Silvi sangat rajin di kelasnya.Dia tidak pernah mendapat nilai 7 di setiap ulangan hariannya. Namun semua itu berubah ketika dia mengenal sosok lelaki tampan tetapi terkenal karena kenakalannya. Dia bernma Adit. Silvi pun mulai dekat dengan Adit. Silvi tertarik dengan Adit karena dia  adalah anak orang kaya yang dapat membiayai kebutuhan Silvi untuk berbelanja. Sampai akhirnya mereka berdua memadu kasih.
            Silvi dan Adit sering jalan berdua sampai larut malam. Orang tua silvi tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Adit. Karena semenjak pacaran dengan Adit, Silvi menjadi anak yang membangkang kedua orang tuanya. Silvi pun tidak pernah belajar. Nilai uangnya selalu di bawah KKM. Wali kelas Silvi bu Ita namanya mendekati Silvi. Beliau bertanya kepada Silvi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Silvi tidak menjawab dan langsung pergi meninggalkan bu Ita. Suatu hari ketika Silvi sedang jalan berdua dengan Adit, bu Ita melihat kalau pacaran mereka sudah tidak wajar. Mereka menjalin hubungan seperti pasangan suami istri. Perkiraan bu Ita semakin kuat ketika beredar video mesum Silvi dan Adit
di sebuah hotel di kotanya. Video itu membuat heboh seluruh warga SMA Karang Taruna. Bu Ita menanyakan kebenaran video itu. Bu Ita betanya kepada Silvi “ Sil, apa benar yang ada di dalam video itu Kamu dan Adit ? Apa yang sudah Kalian lakukan Nak ?” sambil gagap Silvi menjawab “ N...ndak Bu, itu bukan Saya sama Adit. Mungkin itu hanya orang yang mirip Saya dengan Adit.” Ibu Ita berkata “ Apa Kamu yakin, Nak? Ibu pernah melihat Kamu dan Adit jalan berdua menuju Hotel sambil berpelukan.” Silvi menjawab “ N...ngak Bu, mungkin i...”. Tiba – tiba Silvi mual – mual. Silvi pun langsung pergi ke kamar mandi. Bu Ita segera menyusul Silvi ke kamar mandi. Bu Ita bertanya “ Anakku Silvi, Kamu kenapa sayang ?”. Silvi menjawab “ Saya baik – baik saja, Bu.” Namun akhirnya Silvi pingsan. Bu Ita segera membawa silvi ke ruang UKS. Dokter UKS pun segera memeriksa keadaan Silvi. Setelah Silvi sadar, dokter bertanya kepada Silvi “ Sil kamu tidak menstruasi berapa bulan?” Tanpa berpikir panjang Silvi menjawab “ 3 bulan terakhir Saya tidak mengalami menstruasi, dokter kembali bertanya “ Apa Kamu sudah melakukan hubungan suami istri dengan pacarmu?” sambi menangis Silvi menjawab “ Sudah pernah Bu.” Bu Ita juga bertanya kepada Silvi “ Kamu sering melakukan itu Nak ?” Silvi menjawab “Iya, Bu (sambil menangis). Kemudian dokter berkata “ Silvi Kamu positif  hamil 3 bulan.”  Mendengar berita tersebut, Silvi langsung kaget. Bu Ita juga tidak percaya kalau hal tersebut terjadi pada murid didiknya.
            Berita tentang kehamilan Silvi terdengar di telinga kepala sekolah. Orang tua Silvi dan Adit dipanggil oleh kepala sekolah. Kepala sekolah mengatakan bahwa Silvi dan Adit dikeluarkan dari SMAN 1 Karang Taruna. Orang tua Silvi, bapak Sugeng dan bu Ela serta orang tua Adit, bapak dan ibu Ali langung kaget mendengar berita tersebut. Bapak Sugeng bertanya kepada kepala sekolah mengenai penyebab anaknya dikeluarkan dari sekolah. Kepala sekolah mengatakan bahwa Silvi dan Adit telah mencoreng  nama baik SMAN 1 Karang Taruna. Kepala Sekolah berkata “ Silvi telah hamil 3 bulan dan ayah biologis dari janin yang dikandung oleh Silvi adalah Adit.” Bu Ita berkata “ Video mesum Silvi dan Adit sudah beredar lebih dahulu sebelum masalah ini mencuat.” Kedua orang tua Silvi dan Adit tidak percaya kalau anak kesayangan mereka telah berbuat dosa terbesar dalam hidup mereka. Orang tua silvi dan Adit memohon agar anak mereka tidak dikeluarkan dari sekolah. Namun kepala sekolah mengatakan bahwa keputusan beliau tidak bisa diganggu gugat. Dengan wajah penuh kekecewaan kedua orang tua Silvi dan Adit pulang ke rumah masing – masing.
            Sesampai di rumah, bapak Sugeng langsung pergi ke kamar Silvi. Bapak sugeng dengan nada marah berkata “ Silvi apa yang sudah Kamu lakukan ? Kamu sudah mengecewakan Ayah dan Ibu. Selama ini Kami membiayai sekolah dan dunia modeling Kamu.” Silvi menjawab “ Ampun Yah, Silvi minta maaf.”  Ibu Ela berkata “ Terlambat Sil, Kamu sudah mengecewakan Kami. Kamu mengerti kan, Kita itu orang susah. Mengapa Kamu merusak masa depanmu dengan hal yang paling dibenci oleh Allah?” Silvi menjawab “Ampun Bu, Aku menyesal.” Namun penyeselan Silvi tidak dapat mengubah nasib buruk yang sudah menimpanya.            Seminggu setelah kejadian ini, kedua orang tua Silvi datang ke rumah Adit untuk meminta pertanggung jawaban. Awalnya kedua orang tua Silvi tidak mau bertanggung jawab karena Silvi adalah anak orang miskin. Namun kedua orang tua Silvi mengancam jika Adit tidak mau bertanggung jawab maka kedua orang tua Silvi akan melaporkan masalah ini ke polisi atas kekerasan seksual anak di bawah umur. Akhirnya kedua orang tua Adit mau menikahkan anaknya dengan Silvi. Dua minggu kemudian Adit dan Silvi melangsungkan pernikahan mereka. Silvi menggunakan kebaya berwarna putih. Wajah Silvi dan Adit yang masih belia serta belum pantas untuk duduk dipelaminan.
Awal perkawinan mereka berdua sangat mesra. Masalah juga tidak pernah ada karena mereka masih tinggal dalam satu atap dengan kedua orang tua Adit. Semua kebutuhan rumah tangga Adit dan Silvi dibiayai oleh orang tua Adit. Namun semua berubah ketika lahir bayi perempuan buah cinta Silvi dan Adit. Secara tiba – tiba bapak Ali mengusir Adit dan Silvi dari rumah. Beliau mengatakan bahwa mereka harus mencari makan sendiri. Silvi dan Adit bingung mau tinggal dimana. Kalau tinggal di rumah orang tua Silvi tidak mungkin karena mereka  sudah menderita menghidupi ketiga adik Silvi. Akhirnya Adit dan Silvi tinggal  di kontrakan kumuh.
Sebulan kemudian Adit dan Silvi mulai bingung harus makan apa. Adit sudah mencari pekerjaan namun belum mendapat pekerjaan. Tidak ada perusahaan yang mau menerima Adit yang hanya tamat SMP. Kedua orang tua Silvi dan Adit tidak dapat membantu mereka karena semua itu adalah kesalahan mereka sendiri. Mereka sudah diberi fasilitas dan kesempatan untuk sekolah tetapi malah disia – siakan.
Keterbatasan ekonomi menyebabkan Silvi dan Adit menjadi sering bertengkar. Pertengkaran ini terjadi setiap hari. Suatu hari Adit meninggalkan Silvi dan buah hati mereka sendiri. Silvi pun sudah tidak tahan dengan kelakuan Adit yang suka mabuk – mabukan dan main perempuan. Akhirnya Silvi dan Adit bercerai. Silvi menitipkan anaknya ke Panti Asuhan dan pergi ke luar negeri untuk menjadi TKW. Dia tidak mau menyusahkan lagi kedua orang tuanya. Dia berjanji akan membawa kesuksesan untuk orang tuanya. Meskipun hanya mejadi seorang TKW bukan menjadi model seperti yang diimpikan oleh orang tuanya. Sedangkan Adit masih terperangkap dalam dunia gelapnya. Orang tuanya sudah tidak memperdulikannya lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar