Belajar Hidup dari Kisah Anak Singkong
Judul : Chairul Tanjung Si Anak
Singkong
Penulis : Tjahja Gunawan Diredja
Penerbit : Kompas
Tebal : 400 halaman
Tahun
terbit : 2012
Buku biografi Chairul Tanjung
ditulis oleh Tjahja Gunawan Diredja. Buku ini ditulis atas permintaan Chairul
Tanjung yang ingin membagi kisah hidupnya kepada semua orang. Terutama untuk
menginspirasi generasi muda. Kesuksesan besar dari seorang Chairul Tanjung
tidak semudah dan sesingkat seperti dalam pikiran orang lain. Chairul tanjung
memulai karirnya dari bawah. Kerasnya kehidupan di Jakarta dan hasil didikan
dari kedua orang tua membuat Chairul Tanjung dapat bertahan menghadapi semua
rintangan dalam usahannya. Sebenarnya Chairul Tanjung sudah berencana membuat
biografi pada usia 40 tahun dan akan pensiun bisnis serta fokus pada kegiatan
sosial dan aktivitas kemanusiaan. Manusia hanya berencana, tetapi Tuhan yang
menentukan. Biografi Chairul Tanjung baru bisa ditulis setelah beliau berusia
50 tahun.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta
51 tahun yang lalu. Lahir dari pasangan suami istri A.G. Tanjung dan Halimah.
Orang tua Chairul Tanjung bukan termasuk orang kaya. Ketika Chairul Tanjung
lulus SMA beliau ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri karena
biayanya lebih murah dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta. Orang tua Chairul
Tanjung sangat tegas dalam mendidik anak – anaknya. Orang tua Chairul Tanjung
memiliki prinsip “ Agar bisa keluar dari
jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan
segala daya dan upaya “. Biaya pertama kuliah Chairul Tanjung berasal dari
penjualan kain halus milik ibu Halimah. Ketika beliau sedang menikmati
keceriaan bertemu teman – teman baru di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia. Tiba – tiba ibu Halimah mengatakan jika beliau harus terpontang –
panting untuk membiayai kuliah Chairul Tanjung. Semenjak saat itu Chairul Tanjung
bertekad untuk tidak meminta uang kepada orang tua.
Chairul Tanjung mewujudkan tekad tersebut. Beliau memulai dengan menjadi tukang foto kopi untuk teman – temannya dan juga dosennya. Beliau bekerjasama dengan salah seorang teman yang bernama Beni Surya. Usaha ini berlanjut dengan memanfaatkan ruang di bawah tangga untuk diletakkan sebuah mesin foto kopi. Teman- teman Chairul Tanjung banyak yang senang dan terbantu dengan adanya usaha tesebut. Harga yang lebih murah merupakan salah satu alasannya. Chairul Tanjung mencoba untuk berjualan alat kedokteran gigi. Kegiatan berjalan lancar dengan bantuan ayah Vera salah satu junior beliau yang ayahnya merupakan kepala kesehatan gigi di Angkata Darat.
Sifat Chairul Tanjung yang luwes
membuat beliau akrab dengan teman – temannya sekaligus dosen, dekan, dan rektor
UI. Suatu hari 2 teman Chairul Tanjung meminta beliau untuk membantu membujuk
dosen Kewiraan agar meluluskan mereka berdua. Aktivitas beliau sebagai
mahasiswa dan pebisnis membuat beliau terpilih menjadi Mahasiswa teladan
tingkat nasional. Beliau juga aktif
dalam organisasi di Universitas Indonesia. Beliau pernah menjadi pemimpin untuk
menolak pergantian rektor. Walaupun pada saat itu beliau dikhianati oleh
seniornya yang tidak mau bekerja sesuai rencana yang telah disepakati. Dari
pengalaman pahit tersebut beliau
menganggap jika politik itu jahat. Beliau juga sangat aktif dalam kegiatan
sosial. Beliau pernah menjadi ketua dalam kegiatan sosial di berbagai daerah.
Beliau juga pernah menyelenggarakan seminar tentang penyakit Talasemia hingga
akhirnya berhasil membuat sebuah yayasan untuk menampung penderita Talasemia
terbesar di Asia.
Chairul Tanjung terus mengembangkan
sayapnya di dunia bisnis. Tahun 1984 merupakan awal kebangkitan beliau. Pada
saat itu beliau mampu membeli mobil Honda Civic keluaran tahun 1976 berwarna
coklat muda seharga Rp 3,6 juta. Beliau juga memulai usaha jual beli mobil
bekas dan membuat pabrik sandal. Pada awal tahun 1994 beliau memutuskan untuk
mempersunting Anita Ratnasari adik kelasnya di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Pada awal tahun 1996 Chairul Tanjung mendapatkan dua
kebahagiaan yakni diputuskannya Bank Mega sebagai milik beliau dan kehamilan
pertama istrinya. Kesibukan Chairul Tanjung sebagai pengusaha tidak membuat
beliau lupa dengan keluarga. Beliau selalu meluangkan waktu untuk istri dan
kedua anaknya.Chairul Tanjung juga sangat berbakti kepada ibunya hal ini
dibuktikan dengan menemani ibu Halimah saat beribadah haji.
Chairul Tanjung juga pernah
diminta untuk menggagas visi Indonesia 2030. Dalam menyampaikan visi tersebut
beliau dianggap sebagai pemimpi besar karena berisi tentang keadaan Indonesia
yang akan maju seperti Negara Amerika serikat dan negara – negara maju lainnya.
Pada saat Tsunami melanda provinsi Nanggore Aceh Darussalam beliau ingin
membantu para korban bencana tersebut.
Beliau mendirikan sebuah yayasan yang menampung anak – anak korban
tsunami. Yayasan tersebut diberi nama Rumah Anak Madani (RAM). Di lahan RAM
kemudian dibangun gedung SMA unggulan. Operasional sekolah ini dibawah Chairul
Tanjung Foundation (CTF) yang didirikan pada tanggal 18 Juni 2007 dan
dijalankan oleh istri beliau, Anita Ratnasari. Sekolah unggulan tersebut gratis
bagi warga miskin.
Sekitar tahun 1994, Chairul Tanjung
diminta oleh Exim Leasing, anak perusahaan Bank Exim untuk mengambil alih
kredit macetnya berupa satu gedung beserta isinya yakni peralatan lengkap
sebuah studio di kawasan Kemang, Jakarta. Beliau meminta bantuan Pak Ishadi
mantan Direktur TVRI untuk menjalankan studio. Namun sepertinya Pak Ishadi tidak
menanggapi dengan serius. Chairul Tanjung memutuskan untuk membeli peralatan
kamera yang lengkap dan membuat sebuah naskah sinetron pendek. Setelah semua
naskah selesai, Chairul Tanjung pun mencoba untuk menawarkan pada beberapa
stasiun televisi. Namun semua menolak naskah tersebut. Chairul Tanjung merasa
kesal dan ingin membuat stasiun televisi sendiri. Proses pembangunan stasiun
televisi tidak semudah membalikkan tangan. Dibutuhkan penuh perjuangan dan
kerja keras. Berkat kegigihan Chairul Tanjung kinerja Trans TV terus meningkat.
Saat terjadi krisis ekonomi banyak pengusaha televisi yang menawarkan kerja
sama. Salah seorang direksi dan ahli keuangan Trans Corp, menyarankan Chairul
Tanjung untuk mengambil alih TV7 karena prospeknya lebih bagus dan
permasalahannya tidak terlalu berat. TV7 berganti nama menjadi Trans 7. Chairul
Tanjung juga berhasil mengambil alih Carrefour. Chairul Tanjung mampu membuka
lapangan pekerjaan bagi 150 juta orang. Pengalaman Chairul Tanjung mengajarkan
bahwa daya saing ke depan makin lama akan menjadi semakin berat. Chairul
Tanjung mengatakan bahwa entrepreneurship sangat penting karena terdapat daya
kreativitas dan daya juang.
Buku biografi Chairul Tanjung
memiliki kelemahan dan keunggulan. Kelemahan dari buku ini adalah memiliki
kertas yang kurang bagus warnanya kuning dan tipis sehingga tidak begitu nyaman
saat dibaca. Begitu pula dengan sampul bukunya yang berwarna kurang begitu
bagus. Isi bukunya sudah bagus namun ada bagian – bagian yang isinya meloncat –
loncat dari cerita satu ke cerita yang lainnya. Hal ini sangat mengganggu
ketika pembaca sudah fokus dengan satu cerita namun dicantumkan juga cerita
lain yang tidak ada keterkaitannya. Keunggulan dari buku biografi ini adalah
gaya bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami tidak seperti buku biografi
lain pada umumnya. Isi dari buku ini juga sangat inspiratif. Banyak kisah –
kisah Chairul Tanjung yang dapat dijadikan teladan seperti kebaktian seorang
anak kepada kedu orang tuanya, memanfaatkan peluang menjadi sebuah usaha yang
menguntunkan, kerja keras dan optimis dalam meraih cita – cita dan sebagainya.
Kemudian pada buku ini juga dicantumkan beberapa foto sehingga pembaca dapat
membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu dan di bawah foto juga dituliskan
keterangannya.
Buku
biografi Chairul Tanjung berisi tentang perjalanan hidup dari masa kanak
– kanak hingga Chairul Tanjung berusia 50 tahun. Buku ini berisi kisah – kisah
Chairul Tanjung dalam memulai bisnis dan kesuksesan yang telah diraih. Buku ini
sangat cocok bagi semua kalangan karena bahasa yang digunakan mudah untuk
dipahami serta dapat menginspirasi banyak orang terutama bagi generasi muda. Kemudian
pada buku ini juga dicantumkan beberapa foto sehingga pembaca dapat
membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu dan di bawah foto juga dituliskan
keterangannya. Di dalam buku ini terdapat cara – cara Chairul Tanjung untuk
memanfaatkan peluang menjadi sebuah keuntungan. Namun buku biografi ini juga
memiliki kelemahan yaitu kualitas kertas yang jelek sehingga tidak begitu
nyaman untuk dibaca. Begitu pula dengan sampul bukunya yang berwarna kurang
begitu bagus. Isi bukunya sudah bagus namun ada bagian – bagian yang isinya
meloncat – loncat dari cerita satu ke cerita lainnya yang tidak ada keterkaitan
sama sekali. Sehingga pembaca harus lebih fokus karena jika tidak fokus maka
pembaca tidak akan mengerti inti dari cerita tersebut.
Mojokerto, 13 September 2013
Nama : Purwanti Lelly Sabrina
Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 22
November 1996
Nilai – nilai keteladanan
yang dapat diambil dari buku biografi Chairul Tanjung
1. Berbaktilah dengan kedua orang tua. Kesuksesan
berada pada orang tua kita karena ridha Allah begantung pada ridha orang tua.
2. Jangan menuntut materi atau fasilitas yang tidak
bisa diberikan oleh kedua orang tua kita.
3. Jangan merasa minder apabila kita memiliki sebuah
kekurangan bukan hanya kekurangan ekonomi namun dalam segala hal. Jadikan
kekurangan sebagai sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hal
tersebut seperti kisah Chairul Tanjung yang terdesak dalam kondisi ekonomi yang
tidak menguntungkan namun chairul Tanjung dapat mengubahnya menjadi sebuah
kelebihan bahwa meskipun miskin tapi Chairul Tanjung dapat melakukan usaha
bahkan dapat membiayai kulihnya sendiri ketika teman – temannya hanya
menggantungkan kiriman dari orang tua.
4. Jangan pernah takut untuk bermimpi karena hidup
berawal dari mimpi dan kesuksesan seseorang bukan diturunkan dari kesuksesan
orang tuanya namun diciptakan oleh diri kita sendiri.
5. Bersikap
mandiri, rajin, ulet, kerja keras, sabar, dan optimis dalam menggapai sebuah cita – cita.
6. Bersikap luwes dan tidak sombong pada semua orang
tanpa memandang derajat, kecerdasan, kecantikan atau ketampanan orang lain.
7. Jangan menjadi orang seperti kacang lupa akan
kulitnya. Kita harus berterima kasih dan membalas budi kepada orang yang telah
berjasa dalam hidup kita.
8. Kita harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi
kepada orang – orang yang nasibnya tidak seberuntung nasib kita. Membantu orang
lain tidak akan mengurangi kekayaan dan kesuksesan yang telah kita miliki
justru membawa berkah tersendiri.
9. Sesibuk apapun urusan kita jangan pernah melupakan
keluarga. Keluarga merupakan bagian terpenting dalam hidup kita.
10. Bersikap rendah hati dan selalu menghargai orang
lain meskipun kita sudah memiliki kesuksesan yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar