Selasa, 19 November 2013

Belajar Hidup dari Kisah Anak Singkong


Belajar Hidup dari Kisah Anak Singkong



Judul                : Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Penulis             : Tjahja Gunawan Diredja
Penerbit           : Kompas
Tebal               : 400 halaman
Tahun terbit     : 2012
Harga buku      : Rp 58.000,00


            Buku biografi Chairul Tanjung ditulis oleh Tjahja Gunawan Diredja. Buku ini ditulis atas permintaan Chairul Tanjung yang ingin membagi kisah hidupnya kepada semua orang. Terutama untuk menginspirasi generasi muda. Kesuksesan besar dari seorang Chairul Tanjung tidak semudah dan sesingkat seperti dalam pikiran orang lain. Chairul tanjung memulai karirnya dari bawah. Kerasnya kehidupan di Jakarta dan hasil didikan dari kedua orang tua membuat Chairul Tanjung dapat bertahan menghadapi semua rintangan dalam usahannya. Sebenarnya Chairul Tanjung sudah berencana membuat biografi pada usia 40 tahun dan akan pensiun bisnis serta fokus pada kegiatan sosial dan aktivitas kemanusiaan. Manusia hanya berencana, tetapi Tuhan yang menentukan. Biografi Chairul Tanjung baru bisa ditulis setelah beliau berusia 50 tahun.   
Chairul Tanjung lahir di Jakarta 51 tahun yang lalu. Lahir dari pasangan suami istri A.G. Tanjung dan Halimah. Orang tua Chairul Tanjung bukan termasuk orang kaya. Ketika Chairul Tanjung lulus SMA beliau ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta. Orang tua Chairul Tanjung sangat tegas dalam mendidik anak – anaknya. Orang tua Chairul Tanjung memiliki prinsip “ Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya “. Biaya pertama kuliah Chairul Tanjung berasal dari penjualan kain halus milik ibu Halimah. Ketika beliau sedang menikmati keceriaan bertemu teman – teman baru di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Tiba – tiba ibu Halimah mengatakan jika beliau harus terpontang – panting untuk membiayai kuliah Chairul Tanjung. Semenjak saat itu Chairul Tanjung bertekad untuk tidak meminta uang kepada orang tua.
           
Chairul Tanjung mewujudkan tekad tersebut. Beliau  memulai dengan menjadi tukang foto kopi untuk teman – temannya dan juga dosennya. Beliau bekerjasama dengan salah seorang teman yang bernama Beni Surya. Usaha ini berlanjut dengan memanfaatkan ruang di bawah tangga untuk diletakkan sebuah mesin foto kopi.  Teman- teman Chairul Tanjung banyak yang senang dan terbantu dengan adanya usaha tesebut. Harga yang lebih murah merupakan salah satu alasannya. Chairul Tanjung mencoba untuk berjualan alat kedokteran gigi. Kegiatan berjalan lancar dengan bantuan ayah Vera salah satu junior beliau yang ayahnya merupakan kepala kesehatan gigi di Angkata Darat.
            Sifat Chairul Tanjung yang luwes membuat beliau akrab dengan teman – temannya sekaligus dosen, dekan, dan rektor UI. Suatu hari 2 teman Chairul Tanjung meminta beliau untuk membantu membujuk dosen Kewiraan agar meluluskan mereka berdua. Aktivitas beliau sebagai mahasiswa dan pebisnis membuat beliau terpilih menjadi Mahasiswa teladan tingkat nasional. Beliau  juga aktif dalam organisasi di Universitas Indonesia. Beliau pernah menjadi pemimpin untuk menolak pergantian rektor. Walaupun pada saat itu beliau dikhianati oleh seniornya yang tidak mau bekerja sesuai rencana yang telah disepakati. Dari pengalaman pahit tersebut  beliau menganggap jika politik itu jahat. Beliau juga sangat aktif dalam kegiatan sosial. Beliau pernah menjadi ketua dalam kegiatan sosial di berbagai daerah. Beliau juga pernah menyelenggarakan seminar tentang penyakit Talasemia hingga akhirnya berhasil membuat sebuah yayasan untuk menampung penderita Talasemia terbesar di Asia.
            Chairul Tanjung terus mengembangkan sayapnya di dunia bisnis. Tahun 1984 merupakan awal kebangkitan beliau. Pada saat itu beliau mampu membeli mobil Honda Civic keluaran tahun 1976 berwarna coklat muda seharga Rp 3,6 juta. Beliau juga memulai usaha jual beli mobil bekas dan membuat pabrik sandal. Pada awal tahun 1994 beliau memutuskan untuk mempersunting Anita Ratnasari adik kelasnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pada awal tahun 1996 Chairul Tanjung mendapatkan dua kebahagiaan yakni diputuskannya Bank Mega sebagai milik beliau dan kehamilan pertama istrinya. Kesibukan Chairul Tanjung sebagai pengusaha tidak membuat beliau lupa dengan keluarga. Beliau selalu meluangkan waktu untuk istri dan kedua anaknya.Chairul Tanjung juga sangat berbakti kepada ibunya hal ini dibuktikan dengan menemani ibu Halimah saat beribadah haji.
Chairul Tanjung juga pernah diminta untuk menggagas visi Indonesia 2030. Dalam menyampaikan visi tersebut beliau dianggap sebagai pemimpi besar karena berisi tentang keadaan Indonesia yang akan maju seperti Negara Amerika serikat dan negara – negara maju lainnya. Pada saat Tsunami melanda provinsi Nanggore Aceh Darussalam beliau ingin membantu para korban bencana tersebut.  Beliau mendirikan sebuah yayasan yang menampung anak – anak korban tsunami. Yayasan tersebut diberi nama Rumah Anak Madani (RAM). Di lahan RAM kemudian dibangun gedung SMA unggulan. Operasional sekolah ini dibawah Chairul Tanjung Foundation (CTF) yang didirikan pada tanggal 18 Juni 2007 dan dijalankan oleh istri beliau, Anita Ratnasari. Sekolah unggulan tersebut gratis bagi warga miskin.
            Sekitar tahun 1994, Chairul Tanjung diminta oleh Exim Leasing, anak perusahaan Bank Exim untuk mengambil alih kredit macetnya berupa satu gedung beserta isinya yakni peralatan lengkap sebuah studio di kawasan Kemang, Jakarta. Beliau meminta bantuan Pak Ishadi mantan Direktur TVRI untuk menjalankan studio. Namun sepertinya Pak Ishadi tidak menanggapi dengan serius. Chairul Tanjung memutuskan untuk membeli peralatan kamera yang lengkap dan membuat sebuah naskah sinetron pendek. Setelah semua naskah selesai, Chairul Tanjung pun mencoba untuk menawarkan pada beberapa stasiun televisi. Namun semua menolak naskah tersebut. Chairul Tanjung merasa kesal dan ingin membuat stasiun televisi sendiri. Proses pembangunan stasiun televisi tidak semudah membalikkan tangan. Dibutuhkan penuh perjuangan dan kerja keras. Berkat kegigihan Chairul Tanjung kinerja Trans TV terus meningkat. Saat terjadi krisis ekonomi banyak pengusaha televisi yang menawarkan kerja sama. Salah seorang direksi dan ahli keuangan Trans Corp, menyarankan Chairul Tanjung untuk mengambil alih TV7 karena prospeknya lebih bagus dan permasalahannya tidak terlalu berat. TV7 berganti nama menjadi Trans 7. Chairul Tanjung juga berhasil mengambil alih Carrefour. Chairul Tanjung mampu membuka lapangan pekerjaan bagi 150 juta orang. Pengalaman Chairul Tanjung mengajarkan bahwa daya saing ke depan makin lama akan menjadi semakin berat. Chairul Tanjung mengatakan bahwa entrepreneurship sangat penting karena terdapat daya kreativitas dan daya juang.
            Buku biografi Chairul Tanjung memiliki kelemahan dan keunggulan. Kelemahan dari buku ini adalah memiliki kertas yang kurang bagus warnanya kuning dan tipis sehingga tidak begitu nyaman saat dibaca. Begitu pula dengan sampul bukunya yang berwarna kurang begitu bagus. Isi bukunya sudah bagus namun ada bagian – bagian yang isinya meloncat – loncat dari cerita satu ke cerita yang lainnya. Hal ini sangat mengganggu ketika pembaca sudah fokus dengan satu cerita namun dicantumkan juga cerita lain yang tidak ada keterkaitannya. Keunggulan dari buku biografi ini adalah gaya bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami tidak seperti buku biografi lain pada umumnya. Isi dari buku ini juga sangat inspiratif. Banyak kisah – kisah Chairul Tanjung yang dapat dijadikan teladan seperti kebaktian seorang anak kepada kedu orang tuanya, memanfaatkan peluang menjadi sebuah usaha yang menguntunkan, kerja keras dan optimis dalam meraih cita – cita dan sebagainya. Kemudian pada buku ini juga dicantumkan beberapa foto sehingga pembaca dapat membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu dan di bawah foto juga dituliskan keterangannya.
            Buku  biografi Chairul Tanjung berisi tentang perjalanan hidup dari masa kanak – kanak hingga Chairul Tanjung berusia 50 tahun. Buku ini berisi kisah – kisah Chairul Tanjung dalam memulai bisnis dan kesuksesan yang telah diraih. Buku ini sangat cocok bagi semua kalangan karena bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami serta dapat menginspirasi banyak orang terutama bagi generasi muda. Kemudian pada buku ini juga dicantumkan beberapa foto sehingga pembaca dapat membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu dan di bawah foto juga dituliskan keterangannya. Di dalam buku ini terdapat cara – cara Chairul Tanjung untuk memanfaatkan peluang menjadi sebuah keuntungan. Namun buku biografi ini juga memiliki kelemahan yaitu kualitas kertas yang jelek sehingga tidak begitu nyaman untuk dibaca. Begitu pula dengan sampul bukunya yang berwarna kurang begitu bagus. Isi bukunya sudah bagus namun ada bagian – bagian yang isinya meloncat – loncat dari cerita satu ke cerita lainnya yang tidak ada keterkaitan sama sekali. Sehingga pembaca harus lebih fokus karena jika tidak fokus maka pembaca tidak akan mengerti inti dari cerita tersebut.




        Mojokerto, 13 September 2013                          
                                                                    Nama       : Purwanti Lelly Sabrina
                                                                     Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 22 November 1996   

                                                                           

Nilai – nilai keteladanan yang dapat diambil dari buku biografi Chairul Tanjung

1.      Berbaktilah dengan kedua orang tua. Kesuksesan berada pada orang tua kita karena ridha Allah begantung pada ridha orang tua.
2.      Jangan menuntut materi atau fasilitas yang tidak bisa diberikan oleh kedua orang tua kita.
3.      Jangan merasa minder apabila kita memiliki sebuah kekurangan bukan hanya kekurangan ekonomi namun dalam segala hal. Jadikan kekurangan sebagai sebuah kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hal tersebut seperti kisah Chairul Tanjung yang terdesak dalam kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan namun chairul Tanjung dapat mengubahnya menjadi sebuah kelebihan bahwa meskipun miskin tapi Chairul Tanjung dapat melakukan usaha bahkan dapat membiayai kulihnya sendiri ketika teman – temannya hanya menggantungkan kiriman dari orang tua.
4.      Jangan pernah takut untuk bermimpi karena hidup berawal dari mimpi dan kesuksesan seseorang bukan diturunkan dari kesuksesan orang tuanya namun diciptakan oleh diri kita sendiri.
5.       Bersikap mandiri, rajin, ulet, kerja keras, sabar, dan optimis dalam menggapai sebuah        cita –  cita.
6.      Bersikap luwes dan tidak sombong pada semua orang tanpa memandang derajat, kecerdasan, kecantikan atau ketampanan orang lain.
7.      Jangan menjadi orang seperti kacang lupa akan kulitnya. Kita harus berterima kasih dan membalas budi kepada orang yang telah berjasa dalam hidup kita.
8.      Kita harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi kepada orang – orang yang nasibnya tidak seberuntung nasib kita. Membantu orang lain tidak akan mengurangi kekayaan dan kesuksesan yang telah kita miliki justru membawa berkah tersendiri.
9.      Sesibuk apapun urusan kita jangan pernah melupakan keluarga. Keluarga merupakan bagian terpenting dalam hidup kita.
10.  Bersikap rendah hati dan selalu menghargai orang lain meskipun kita sudah memiliki kesuksesan yang besar.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar